Hari-hari ini, arsitek dihadapkan pada tuntutan yang begitu beragam. Tidak saja karena ilmu arsitektur itu sendiri yang berderap begitu cepat, namun ekspektasi klien dan masyarakat memang menuntut arsitek pada standar output yang tidak bisa dianggap enteng.
Guna mencapai ekspekasi dan tuntutan tersebut, arsitek bertautan erat dengan teknologi komputer. Sejalan dengan teknologi komputer yang berkembang pesat, arsitek memiliki metode scientific untuk mempresentasikan skema desainnya. Dalam dunia arsitektur digital, dikenal istilah VVM (visually verified montage) yang membantu komunikasi arsitek dengan pihak terkait, baik klien, badan otorita pembangunan, maupun pihak kontraktor. VVM merupakan pengembangan mutakhir dengan tujuan memahami implikasi desain arsitektur terhadap lingkungan terbangun.
Pada umumnya, implikasi desain terhadap lingkungan terbangun dalam presentasi diwujudkan dalam foto yang acapkali disyaratkan oleh badan otorita setempat. Salah satu contohnya adalah proyek pembangunan Brighton Pavilion Apartement yang dilakukan oleh M3 Architech. Untuk memahami implikasi desain, bada otorita setempat mensyaratkan image visual yang mampu mendeskripsikan keterkaitan antara desain dengan kondisi eksisting setempat.
Metodologi dalam proses melakukan VVM dapat dideskripsikan dalam tahap sebagai berikut :
Manifestasi data existing (pengumpulan data existing)- existing CADspase
Mengumpulkan data eksisting berupa dimensi eksisting dan juga foto2 eksisting dari berbagai sudut. Kemudian menggambarkannya pada bidang CAD. Sehingga dapat diketahui luas lahan maupun batasan batasan lahan yang sesuai dengan keadaan eksisting.
Memplot desain dalam format 2 dimensi
Desain yang kita buat diplotkan ke dalam bidang CAD eksisting yang telah kita buat pada tahap pertama tadi.
Memproyeksikan proporsi desain thd lingkungan existing metode line in the sky
Desain yang telah kita buat pada bidang 2 dimensi diproyeksikan terhadap bidang 3 dimensi (membangun visual 3D).
Mengolah material dan efek iluminasi desain, menyesuaikan existing lingkungan
Setelah terbangun model 3D dari desain kita, berikan material yang kita desain dan pencahayaan yang sesuai dengan kondisi eksisting. Proses pengaturan pencahayaan dapat disesuaikan dengan data foto eksisting yang kita peroleh pada tahap pertama.
Melengkapi suasana ( elemen pohon,kendaraan, manusia) dengan menggunakan software terkait (misalnya ; photoshop,dsb)
Elemen pohon, manusia, dan suasana setempat dapat dimasukkan ke dalam desain sehingga mampu menunjukan tingkat realitas sebuah desain pada kondisi setempat.
Memproyeksikan proporsi desain thd lingkungan existing metode line in the sky
Desain yang telah kita buat pada bidang 2 dimensi diproyeksikan terhadap bidang 3 dimensi (membangun visual 3D).
Mengolah material dan efek iluminasi desain, menyesuaikan existing lingkungan
Setelah terbangun model 3D dari desain kita, berikan material yang kita desain dan pencahayaan yang sesuai dengan kondisi eksisting. Proses pengaturan pencahayaan dapat disesuaikan dengan data foto eksisting yang kita peroleh pada tahap pertama.
Melengkapi suasana ( elemen pohon,kendaraan, manusia) dengan menggunakan software terkait (misalnya ; photoshop,dsb)
Elemen pohon, manusia, dan suasana setempat dapat dimasukkan ke dalam desain sehingga mampu menunjukan tingkat realitas sebuah desain pada kondisi setempat.
hmmm,,,,brarti sebenarnya kita udah menerapkan metode VVM ini secara ga langsung bukan ketika proses desain...
ReplyDeleteMemang benar kita tanpa tidak sadar selama ini telah menerapkan metode VVM. Namun ada beberapa substansial walopun tidak semua yang terkadang terlewat. Salah satu contohnya yaitu tentang mengenai datangnya sinar matahari.Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam renderan 3D kadang2 kita memanipulasi datangnya arah sinar matahari. Yang kedua misalnya mengenai kondisi eksisting yang terkadang menambahkan elemen pohon yang berlebihan sehingga kurang sesuai dengan kondisi eksisting. Yang ketiga yaitu memplotkan gambar 3D kita kedalam site asli yang terkadang perspektifnya tidak sesuai.
ReplyDeleteVVM menambah kreasi kita dalam pengekspresikan pikiran yang dituangkan ke dalam gambar
ReplyDeleteVVM ini menunjukkan bahwa arsitektur harus memperhatikan lingkungannya, iya ga si?
ReplyDeleteAdanya teknologi membantu kita dalam mendesain sehingga dapat melihat efek bangunan kita terhadap lingkungan. Semoga dengan berkembangnya teknologi kualitas lingkungan dan bumi bisa bertambah baik...
VVM wah kayaknya ini bahasanq juga..
ReplyDeletesip defri udah bisa nerapinnya di studio arsitektur
cheers..
kalo menurutku ya deph, dgn adanya software VVM ini, seorang arsitekt tdk bisa lg untuk selalu "ngaco" dlm hal memanipulasi 3d.
ReplyDeletekarena terkadang untuk mendapatkan hasil renderan yang apik, para drafter/ sang arsitek sendiri suka memanipulasi lighting/matahari, pengaturan environment,dll. Tapi, dengan adanya VVM ini, kita jadi harus lebih realistik dlm membuat 3d yang sesuai dgn kondisi aslinya.
Bgitu bukan?
Keep the SPIRIT up!
ok deh,,
ReplyDeleteVVM ini bs melengkapi dalam suatu rancangan desain neh..hasil 3D pun jadi terlihat ok dan realistik..
ReplyDeletesip sip..juara juara...
ReplyDeleteVVM jadi sebuah aksesoris dalam mendesain yap...berbaur dengan realita...sip.
ReplyDeletewoo.. maksudnya vvm itu kayak yang lagi ngetren waktu kita di 'studio pak san?'
ReplyDeletehehehhe sindrom abik?
intinya mencocokkan desain 3d dengan realitanya nanti seperti apa ketika dibangun beneran gt?
VVM..wahh bagus ni..lengkap pake tambahan contoh..makasih infonyaa..^^
ReplyDeletetujuannya vvm tu gimana to? melihat kesatuan bangunan dengan tapaknya gitukah?
ReplyDeletewhoalaah..ternyata itu toh maksud "Memproyeksikan proporsi desain thd lingkungan existing metode line in the sky",oke..sip!
ReplyDeletesip
ReplyDeletekayaknya kalau udah menerapkan VVM ini desain ga ngaco lagi deh...
vvm aku mbayanginnya langsung photoshop.hehe,,
ReplyDeleteiya bener dengan metode vvm kita harus menyesuaikan n mencocokkan desain 3D kita dengan kondisi eksisting yang sebenernya.sipp..sipp..
vvm?
ReplyDeletemencocokkan desain 3D kita dengan kondisi eksisting?semacam analisis tapakkah?
tadinya gak ngerti dengan istilah2nya...tapi setelah lihat contohnya ngerti juga. iya, apakah ini semacam analisis tapak seperti yg kita lakukan RUTIN setiap tugas SDA....?
ReplyDeletekalo iya, jelas membantu sekali dalam desain...top deh
owh, dengan vvm bukan untuk mendapatkan rendering yg bagus, tp rendering yg realistis..
ReplyDeleteOwh ic2.. Jadi vvm itu gunanya hampir sama seperti photoshop..Bisa mengedit sehingga peletakan bangunan yang kita desain bisa ditampilkan realistis pada site sehingga bisa memberikan presentasi yang mendekati realnya? Hmm...perlu ditindaklanjuti untuk tahu kelebihannya lagi nih...
ReplyDeletevvm... visually verified montage...
ReplyDeletelangkah-langkahnya sering ditemui di dunia kampus,
nice info
nice post mas!hm br tw aku ada VVM macam anilis tapak yang lebih real?
ReplyDeleteoke
vvm sangat berguna sekali y... dapat menambah kreasi kita dalam mendesain.......
ReplyDeletehem.. ini sejenis teknik presentasi kita kepada klien ya? aku sangat setuju kalo ternyata VVM itu secara nggak sadar sering kita terapkan. mungkin yang menjadi sedikit perbedaan adalah metode VVM yang kita (masing2) gunakan kadang kala tidak teratur dan acak,,
ReplyDeletedari penjelasan kamu, aku malah dapet ilmu bagaimana membuat atau memplot VVM kita sendiri agar kita nggak bingung dengan apa yang harus kita lakukan pertama kali dalam design.
tx alot >.<
^^ wah.. dengan VVM desain bangunan bisa lebih memperhatikan alam ya?? memang kesatuan desain dengan site juga perlu diperhatikan,, dengan metodologi trsebut dapat lebih terprogram ya cara mendesain sebuah bangunan,, >.
ReplyDeletemirip sama bahasan kelompokku, tapi yang ini lebih detail dari segi langkah-langkahnya
ReplyDeletewwwh, dgn VVM pemodelan design semakin mudah dan menarik sajah y..
ReplyDeleteVVM,,,
ReplyDeletepembahasannya sangat bagus!
menambah ilmu,,
tengkyu
jadi hasil yang didapat lebih sesuai dengan kenyataannya di site ya..
ReplyDeleteya..
ReplyDeletememang sebagai seorang arsitek juga harus memperhatikan lingkungan..
bergantung denagn site dan segala hal yang berkaitan denagn sekitar..
Untuk menyampaikan gagasan arsitek kepada klien memang memutuhkan sarana gar klien dapat memahami desain arsitek. Untuk itu perlu dibuat visualisasi 3D agar klien dapat membayangkan karya si arsitek
ReplyDeletehum... ada cara tata cara melakukan proses VVM itu, dijelasin pake kata-kata orang biasa kayak aku lagi mba, hehe. keren-keren.. jadi intinya itu, kayak salah satu cara analisis tapak, tapi pake software komputer..
ReplyDeleteOke bagus juga contoh pengaplikasiannnya, bisa menambah pengetahuan, tapi VVM itu apakah seperti software baru atau VVM itu sudah termasu dalam proses photoshop, corel dkk??
ReplyDelete@nurina : sebenarnya di S1 arsitektur UGM udah diajarkan hal yang disebut Analisis Site pada setiap mata kuliah studio arsitektur. Disana ada vegetasi, bangunan sekitar, arah sinar matahari dan faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan desain. Seperti yang dikatain defri, kekurangannya adalah data yang kita dapat kadang ga bisa terlalu valid, jadi untuk bisa mendapatkan analisis yang bener-bener detail pada aplikasinya sangat susah.
ReplyDelete“ummhh…mengerti mengerti…smoga aku ndak salah ngerti, soalnya nulisnya uda dipoin-poin…jadi enak tau perstepnya…
ReplyDelete